Sigi, Sultengekspres.com – Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (DEMA FTIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu menyelenggarakan Seminar Kebangsaan dan Bedah Buku bertajuk “Mengenang Romantisme Orde Baru, Para Pemimpin Bangsa dan Bedah Buku: Soeharto Memang Hebat” di Auditorium FTIK Kampus Dua UIN Datokarama Palu, Kabupaten Sigi, pada Kamis (6/11).
Kegiatan yang dimulai pukul 14.00 WITA tersebut bertujuan menjadi ruang refleksi dan diskusi akademik mengenai sejarah Orde Baru serta wacana pengangkatan Soeharto sebagai pahlawan nasional.
Seminar ini menghadirkan sejumlah tokoh penting, antara lain Gubernur Sulawesi Tengah Dr. H. Anwar Hafid, M.Si. sebagai pembicara kunci (keynote speaker), Rektor UIN Datokarama Palu Prof. Dr. H. Lukman S. Thahir, M.Ag., Dekan FTIK Prof. Dr. H. Saepudin Mashur, S.Ag., M.Pd.I., penulis buku Soeharto Memang Hebat Wawan H. Purwanto, pengamat politik sekaligus aktivis ’98 Ray Rangkuti, pakar sejarah Muhammad Nur Ahsan, serta pemerhati gerakan mahasiswa Muhammad Sadig.
Dalam diskusi tersebut, perdebatan mengemuka mengenai warisan pemerintahan Soeharto. Wawan Purwanto menilai Soeharto memiliki kontribusi besar dalam menurunkan inflasi, mewujudkan swasembada pangan, dan memperkuat pembangunan nasional. Sebaliknya, Ray Rangkuti menilai bahwa pemerintahan Orde Baru sarat dengan praktik otoritarianisme, pelanggaran hak asasi manusia, serta kegagalan dalam mewujudkan asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ketua DEMA FTIK, Ridzki Efendi, menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan mampu memperlihatkan kapasitas kampus sebagai wadah yang netral dalam menjembatani pandangan pro dan kontra mengenai pengangkatan Soeharto sebagai pahlawan nasional.
“Seminar kebangsaan ini diharapkan dapat membuktikan bahwa kampus dapat menjadi media penengah antara pihak yang mendukung dan yang menolak pengangkatan Pak Soeharto sebagai pahlawan nasional,” ujarnya.
Ridzki juga menekankan pentingnya menghadirkan beragam perspektif dalam ruang akademik. “Kami berupaya menghadirkan pembicara dari dua sisi pandangan yang berbeda agar diskusi yang terjadi bersifat sehat dan konstruktif,” tambahnya.
Ia berharap kegiatan tersebut tidak hanya memperkaya wawasan kebangsaan mahasiswa, tetapi juga meningkatkan reputasi Kampus Dua UIN Datokarama Palu di wilayah Sigi.
“Melalui kegiatan ini, diharapkan kampus dua semakin dikenal luas, jumlah mahasiswa bertambah, dan pembangunan fasilitas seperti auditorium dapat terus ditingkatkan demi kemajuan kampus,” tutupnya.





Tinggalkan Balasan