Palu, Sultengekspres.com – Sebagai bagian dari persiapan menjadikan Kawasan Lore Lindu sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2028, langkah awal penting dilakukan di Desa Watunonju, Kecamatan Sigi Kota, Kabupaten Sigi. Pemerintah menggelar Diskusi Publik Studi Zonasi dan Kelayakan Pengembangan Situs Watunonju, yang menjadi awal dari rencana pembangunan Laboratorium Cagar Budaya di kawasan tersebut.

Kegiatan ini dilaksanakan atas kerja sama antara Dinas Pariwisata dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sigi, serta dibuka secara resmi oleh Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVIII Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat. Hadir sebagai narasumber utama, Drs. Iksam, M.Si, selaku Kepala Bidang Perlindungan Dinas Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah.

Turut hadir pula Moh. Nawir Dg. Mangala, SE, MM, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sigi, unsur Dinas PUPR Kabupaten Sigi, serta perwakilan masyarakat Desa Watunonju.

Pembangunan Laboratorium Cagar Budaya ini merupakan bagian dari program strategis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada Tahun Anggaran 2025. Laboratorium ini akan berfungsi sebagai pusat informasi, edukasi, dan konservasi tinggalan budaya megalitik serta kekayaan sejarah di kawasan Lore Lindu.

“Watunonju akan menjadi Gerbang Informasi Situs Warisan Dunia Lore Lindu, menyajikan data dan narasi sejarah dari wilayah Behoa, Bada, hingga Sigi,” ungkap salah satu pejabat dalam diskusi.

Dengan dibangunnya laboratorium ini, pengunjung akan mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai konteks budaya dan sejarah sebelum menjelajahi situs-situs utama di Kawasan Lore Lindu. Proyek ini sekaligus menjadi tonggak pelestarian budaya dan pengembangan destinasi pariwisata cagar budaya dunia yang berpusat di Kabupaten Sigi.

Pemerintah berharap, melalui infrastruktur pendukung seperti laboratorium ini, Kabupaten Sigi dapat memainkan peran strategis dalam mendukung pengakuan Lore Lindu sebagai warisan dunia, serta mendorong pertumbuhan sektor pendidikan, penelitian, dan pariwisata berbasis budaya.