“Kreator yang bisa hidup dari menjadi influencer telah melakukan pekerjaan ini selama bertahun-tahun, dan kebanyakan tidak mencapai kesuksesan dalam waktu singkat,” ujar analis Emarketer, Jasmine Enberg.

Pendapatan yang Menyusut dari Platform

Salah satu penyebab kesulitan ini adalah penurunan komisi dari platform media sosial. Pada 2020 hingga 2023, TikTok memberikan dana sebesar USD 1 miliar untuk kreator, sementara YouTube melalui fitur Shorts juga menyediakan pendanaan yang bervariasi. Namun kini, platform semakin ketat dalam memberikan penghargaan kepada kreator. TikTok, misalnya, mengharuskan kreator memiliki minimal 10.000 pengikut dengan 100.000 view dalam sebulan untuk memenuhi syarat monetisasi.

Instagram juga tengah menguji coba program “invitation-only” yang memberikan penghargaan uang untuk kreator yang aktif membagikan konten di Reels dan foto. YouTube memperkenalkan program pembagian pendapatan iklan untuk kreator Shorts yang memenuhi syarat tertentu, namun penghasilannya tetap terbatas.

Beberapa kreator seperti Ben-Hyun dan Danisha Carter mengungkapkan keluhan mereka mengenai pendapatan yang menurun meskipun jumlah pengikut mereka meningkat. Ben-Hyun, misalnya, mengaku hanya mendapatkan USD 120 untuk video dengan 10 juta view, padahal sebelumnya ia bisa memperoleh USD 200-400 per juta view.

Carter, yang memiliki 1,9 juta pengikut di TikTok, menyebutkan bahwa meskipun platform seperti TikTok menghasilkannya pendapatan miliaran dolar, bayaran untuk kreator sangat tidak sebanding. Untuk menambah penghasilan, Carter pun berjualan merchandise, yang mampu menghasilkan USD 5.000 pada tahun lalu.

“Kreator harus dibayar dengan adil sesuai dengan pendapatan yang dihasilkan oleh platform,” kata Carter, yang juga mengingatkan perlunya transparansi mengenai kebijakan pembayaran.

Sumber : cnbcindonesia