Di balik pencapaian tersebut, Samsung juga menghadapi tantangan dalam penyempurnaan teknologi fabrikasi chip 3 nanometer (nm).

Teknologi ini masih sedikit tertinggal dibandingkan pesaing seperti TSMC yang telah mengincar pasar dengan chip 2 nm di tahun mendatang.

Persaingan ketat dalam inovasi teknologi ini menekankan pentingnya riset dan pengembangan dalam menjaga posisi terdepan di industri semikonduktor.

Selain Samsung, laporan Gartner juga mengungkapkan peringkat 10 vendor semikonduktor teratas dunia.

Intel menempati posisi kedua dengan pendapatan 49,1 miliar dolar AS (sekitar Rp 802 triliun), sementara Nvidia melejit ke posisi ketiga dengan pertumbuhan 83,6 persen, mencapai pendapatan sebesar 45,9 miliar dolar AS (sekitar Rp 749 triliun).

Permintaan yang meningkat terhadap GPU dan prosesor AI, terutama untuk penggunaan di pusat data, menjadi pendorong utama pertumbuhan sektor ini.

Secara keseluruhan, pendapatan pasar semikonduktor global tumbuh 18,1 persen menjadi 626 miliar dolar AS pada tahun 2024, dengan proyeksi naik menjadi 705 miliar dolar AS pada tahun berikutnya.

Keberhasilan Samsung di tengah dinamika industri semikonduktor menunjukkan bahwa inovasi teknologi serta adaptasi terhadap tren pasar, khususnya dalam era AI dan digitalisasi global, merupakan kunci utama untuk mempertahankan kepemimpinan di pasar dunia.