Ekonomi, sultengekspres.com – Kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump kembali memicu kontroversi. Kenaikan tarif impor yang diumumkan pada Rabu, 2 April 2025, menjadi ancaman serius bagi industri dalam negeri Indonesia.
Dalam acara “Make America Wealthy Again” di Gedung Putih, Trump mengungkapkan bahwa tarif baru ini akan berlaku pada Sabtu, 5 April 2025.
Menurut Direktur Ekonomi Digital CELIOS, Nailul Huda, dampak kebijakan ini akan meluas hingga memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran.
“Industri tekstil dan produk tekstil diprediksi akan menghadapi PHK hingga 191 ribu tenaga kerja,” ujar Nailul.
Efek domino kebijakan ini berakar dari pelemahan ekspor Indonesia ke AS, yang mengakibatkan penurunan produksi dalam negeri.
Barang dari China dan Vietnam diprediksi akan membanjiri pasar Indonesia karena tarif yang lebih tinggi di AS, mengancam keberlangsungan industri lokal.
Indonesia berada di posisi kedelapan dalam daftar negara yang terkena tarif perdagangan baru AS dengan besaran 32 persen.
Selain Indonesia, negara-negara Asia Tenggara lain seperti Malaysia, Kamboja, Vietnam, dan Thailand juga menjadi sasaran dengan kenaikan tarif masing-masing sebesar 24 persen, 49 persen, 46 persen, dan 36 persen.
Trump berdalih bahwa pendapatan dari tarif ini akan digunakan untuk mengurangi pajak warga AS dan membayar utang nasional.
Namun, bagi Indonesia, kebijakan tersebut menjadi tantangan baru yang harus dihadapi pemerintah dan industri.
Tinggalkan Balasan