Palu, Sultengekspres.com – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Kota Palu menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Tengah, Senin (25/8/2025). Aksi dimulai dengan long march dari Jalan Setia Budi menuju kantor DPRD sekitar pukul 10.30 Wita.

Pada awalnya, aksi berlangsung tertib dan damai. Namun, ketegangan terjadi ketika negosiasi antara koordinator lapangan, Ozii dan Ahmad Al Habsyi, dengan anggota legislatif Fraksi NasDem, Abdul Rahman, S.T., IAI, tidak menemukan titik temu.

Pihak DPRD hanya bersedia menerima 50 orang perwakilan massa, sementara pihak koordinator bersikeras agar seluruh peserta aksi diizinkan masuk ke halaman kantor DPRD.

Situasi semakin memanas setelah anggota DPRD meninggalkan massa tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Massa yang kecewa kemudian mendesak agar pertemuan dilakukan secara terbuka.

Dari luar pagar, kedua koordinator lapangan terus menyerukan agar aspirasi seluruh peserta didengar. Ketegangan mencapai puncaknya ketika massa mendobrak pintu gerbang dan pagar kantor DPRD hingga rusak. Beberapa bagian pagar yang berkarat dan rapuh ikut copot meski bangunan tersebut relatif baru.

Dalam pernyataannya kepada media, Ahmad Al Habsyi menyampaikan hasil konsolidasi massa yang melahirkan 15 tuntutan. Beberapa di antaranya adalah evaluasi kebijakan kontroversial pemerintah, pembatalan kebijakan PBB-P2, evaluasi pajak UMKM 10% Kota Palu, penolakan RKUHAP, pembubaran DPR, evaluasi seluruh tambang di Sulawesi Tengah, penolakan alih fungsi lahan ke pertambangan, serta desakan percepatan pengesahan RUU Perampasan Aset.

Tuntutan lainnya meliputi penolakan penulisan ulang sejarah Indonesia, pemenuhan janji 19 juta lapangan pekerjaan, jaminan sosial untuk perempuan dan anak, penolakan kenaikan gaji DPR, desakan kenaikan gaji guru, penolakan program MBG, penolakan kenaikan harga beras, serta evaluasi kebijakan ekonomi hijau dan hilirisasi.

Meski aksi sempat ricuh, situasi dapat terkendali berkat upaya persuasif aparat kepolisian. Kapolda Sulteng melalui jajaran Polresta Palu yang dipimpin Kombes Pol. Deny Abrahams, S.H., S.I.K., M.H., melakukan pendekatan dialogis untuk meredam emosi massa. Tidak ada korban jiwa maupun luka berat dalam peristiwa ini, dan massa akhirnya membubarkan diri dengan tertib.