Palu, Sultengekspres.com – Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palu Muhlis. U. Aca. S. Sos, saat melakukan reses atau penjaringan aspirasi di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Selasa (15/7/2025) di minta masyarakat untuk memfasilitasi dengan membuka kembali jalan HM. Suharto yang rusak akibat bencana gempa bumi dan likuifaksi pada 2018 silam.
Dari 100 lebih masyarakat yang hadir, delapan orang mengajukan pertanyaan kepada Muhlis yang semuanya meminta agar jalan HM. Suharto di buka Kembali karena jalan tersebut merupakan salah satu akses yang paling cepat jika terjadi keadaan darurat.
Pasalnya kata masyarakat, jika ada warga yang ingin berobat atau melahirkan dan dilarikan ke RS ibu dan anak Nasanapura, harus melewati Kabupate Sigi untuk bagian selatan dan Kelurahan Birobuli, untuk bagian utara, sementara RSIA tersebut berada di wilayah Kelurahan Petobo.
Hanya saja karena terhalang likuifaksi, sehingga masyarakat harus berputar untuk bisa sampai. Dengan di bukannya kembali jalan HM Suharto, maka masyarakat tidak perlu lagi harus melewati jalan Karajalemba, yang ada di Kabupaten Sigi, dan jalan sekunder di Kelurahan Birobuli Selatan.
“Kami harap pak Muhlis, jalan kami, jalan Suharto sudah satu perode kami lewat tidak ada perhatian dan tidak ada titik terangnya untuk di buka kembali. Jadi mohon supaya jalan Suharto di buka kembali, karena sudah sembian tahun kami menderita. Kami ma uke RS nasanapura harus lewat Sigi untuk bagian selatan dan lewat Birobuli untuk bagian urata,” tandas Lukman arga Petobo.
Sementara itu Arjad yang juga warga Petobo, meminta kepada anggota DPRD dan Pemkot Palu agar eks likuifaksi Petobo dijadikan lahan pertanian. Mengingat eks likuifaksi Petobo saat ini masih bisa digunakan oleh petani sebagai lahan persawahan dan kebun.
“KAlau bisa area likuifaksi Petobo dijadikan sector pertanian di dorong untuk ketahanan pagan program nasional. Itu harus di buka izinnya supaya warga di Petobo ini ada akses untuk pertanian,”pintanya.
Sedangkan Masrun mempertanyakan kondisi jalan Namobo yang rusak dn jalan Suharto yang sampai sekarang belum di buka, sementara masyarakat meminta agar eks likufaksi dijadikan lahan pertanian, namun akses jalan tidak ad maka itu aka sia-sia saja.
“Karana sudah beberapa kali di tinjau jalan Nambo menuju jalan Suharto sampai saat ini belum ada realisasinya. Jadi bagaimana selanjutnya ini, makanya kami minta pertimbangan dari anggota dewan untuk perhatikan kita yang ada di Petobo ini,” tadas Arjad.
Menurut Arjad, jika eks area likuifaksi dibuka untuk lahan pertanian namun tidak akses jalan, maka itu akan sulit bagi masyarakat untuk bisa mencapai area tersebut.
“Untuk apa dijadikan (eks likuifaksi) persawahan tapi akses jalan tidak ada. Jadi kami harap anggota dewan untuk bisa perhatikan. Dengan adanya akses jalan maka sudah pasti semua bisa dilakukan,”ujar Arjad.
Sementara itu, ketua RT 1 Asgar meminta kepada Muhlis agar usulan dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) dapat dipertahankan apabiladi usulkan oleh Kelurahan Petobo.
Karena selama ini menurut Asgar, setiap usulan Musrembang setelah sampai di Pemkot selalu tidak teralisasi, sehingga pembangun yang ada di Kelurahan yang dihantam dasyatnya gempa disertai likuifaksi tersebut, tidak terlaksana.
Sementara lanjit Asgar, masyarakat menginginkan agar pembangunan di Kota Palu bisa merata terutama di Kelurahan petobo yang sampai saat ini belum ada perkembagan.
“Kami Cuma minta agar usulan bila Musrembang kami masuk ke DPRD Kota Palu bisa di pertahankan apa yang menjadi usulan kami. Karena kami dari Palu Selatana hanya segelintir yang ada di DPRD Kota Palu, lebih-lebih dari Petobo tidak ada. Untuk itu apa usulan Musrembang kami nanti yang dari Petobo bisa di pertahankan,” pintanya.
Menjawan pertanyaan masyarakat, Muhlis mengatakan, karena adanya efisiensi anggaran sehingga semuanya jadi tertunda termasuk usulan masyarakat terkait Musrembang dan pemanfaatan eks likuifaksi Petobo yang akan dijadikan lahan pertanian, juga system drainase di jalan Nambo.
“Begitu ada efisiensi jaditertunda semua. Itu boleh di usulkan lagi. Jadi akan kita usulkan kembali di 2026. In sya allah apa yang sudah menjadi usulan-usulan ini bisa dititip ke saya, nanti sya bicara langsung dengan pak Hadiyanto Rasyid (Walikota) tetang usulan jalan Suharto,” ujarnya.
Tinggalkan Balasan