Prevalensi diabetes di Indonesia, termasuk di Sulawesi Tengah, terus menunjukkan tren peningkatan. Kondisi ini berbanding lurus dengan meningkatnya kasus komplikasi luka diabetes, termasuk risiko amputasi dan penurunan kualitas hidup pasien.
Diabetes Wound Expo 2025 diharapkan menjadi ruang solutif dan edukatif bagi tenaga medis dari berbagai latar belakang, mulai dari perawat, dokter umum, spesialis bedah, hingga ahli gizi. Mereka akan mendapatkan pembekalan ilmu praktis dan teoritis yang dapat langsung diterapkan dalam pelayanan kesehatan di wilayah masing-masing.
Forum ini akan menghadirkan pembicara ahli dari berbagai disiplin ilmu, baik dari dalam maupun luar negeri. Materi yang akan dibahas mencakup topik-topik kunci seperti teknik perawatan luka modern, penatalaksanaan stoma dan inkontinensia, peran teknologi medis terkini, hingga kolaborasi interprofesional.
Melalui forum ini, peserta juga diharapkan dapat memperluas perspektif dan menjalin relasi kerja sama untuk memperkuat sistem kesehatan, terutama dalam menangani pasien dengan kondisi kronis yang membutuhkan perawatan jangka panjang.
“Mari kita hadir, belajar, dan berkontribusi dalam membentuk Indonesia yang lebih sehat. Jadilah bagian dari perubahan besar dalam dunia kesehatan,” ajak Wakil Gubernur Reny Lamadjido.
Lebih jauh, Wagub mengharapkan agar keterlibatan tenaga medis dari Sulawesi Tengah dalam expo ini dapat membuka peluang kolaborasi lebih luas, termasuk dengan universitas, rumah sakit, dan lembaga pelatihan medis. Hal ini penting untuk mengisi kekosongan edukasi medis khususnya dalam penanganan luka diabetes, serta untuk membentuk standar pelayanan yang lebih baik di daerah.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menyatakan siap mendukung penuh partisipasi aktif daerah dalam kegiatan ini, sebagai bagian dari strategi peningkatan kualitas layanan kesehatan masyarakat yang inklusif dan berkeadilan.
Tinggalkan Balasan