“Penerapan GCG yang baik adalah kunci keberhasilan Bank Sulteng. Dewan Komisaris dan Direksi harus memastikan bahwa seluruh kebijakan yang diambil berlandaskan prinsip tata kelola yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan kepada pemegang saham,” tegas Rizky.

Dalam konteks ini, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah sebagai pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 32,42% memiliki peran penting. Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura, yang juga menjabat sebagai Pemegang Saham Pengendali (PSP), diharapkan mampu melakukan evaluasi mendalam terhadap laporan keuangan tahun 2024 dan memastikan rencana kerja Bank Sulteng tahun 2025 dapat membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah.

Selain itu menurut  Rizky,  seyogya nya Bank Sulteng tidak menempatkan individu yang bermasalah dan diduga terlibat praktik terlarang dalam dunia perbankan kedalam jajaran strukturnya.

“Bebet bobotnya harus jadi perhatian. Kami mendapat info diduga ada oknum yang punya track record kurang baik menempati posisi strategis di Bank Sulteng berkat rekomendasi Orang Dalam (ordal). Diduga oknum tersebut juga terlibat praktik terlarang terkait broker asuransi seperti yang pernah diberitakan disalah satu media lokal Palu. Demikian pula terkait pengembalian dana Tantiem yang diterima pada tahun 2022 entah sudah diselesikan atau belum?,” katanya.

Harapan untuk Bank Sulteng di Tahun 2025

GEBRAK berharap agar RUPS yang bakal digelar awal tahun 2025 menjadi momen penting untuk memperbaiki kinerja Bank Sulteng. Dewan Komisaris dan Direksi diharapkan mampu memberikan laporan yang transparan dan menyampaikan rencana kerja yang realistis dan berdampak positif bagi masyarakat.

Olehnya, dalam situasi ekonomi Sulawesi Tengah yang terus tumbuh, Bank Sulteng memiliki peluang besar untuk meningkatkan kinerjanya. Namun, peluang tersebut hanya dapat dimanfaatkan jika bank ini mampu mengatasi tantangan internal, seperti perbaikan tata kelola, penguatan modal, dan peningkatan efisiensi operasional.

“Sebagai bank milik rakyat Sulawesi Tengah, Bank Sulteng harus memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil berpihak pada kepentingan masyarakat. Praktek-praktek yang tidak memiliki landasan hukum harus dihindari, dan seluruh pihak yang terlibat dalam pengelolaan bank ini harus memegang teguh prinsip tata kelola yang baik,” katanya.

Dengan penerapan strategi yang tepat dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan, Bank Sulteng diharapkan mampu mencatatkan kinerja yang lebih baik pada tahun 2025. Peningkatan pendapatan dan efisiensi operasional akan memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian Sulawesi Tengah serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank ini.

Sebagai penutup, Rizky menegaskan bahwa GEBRAK akan terus memantau dan mengkaji laporan keuangan Bank Sulteng tahun 2024 yang belum dirilis.

“Kami akan memastikan bahwa Bank Sulteng mampu memenuhi ekspektasi masyarakat dan pemegang saham. Bank ini harus menjadi entitas yang sehat, maju, dan berdaya saing, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tengah,” pungkasnya.