Jakarta, sultengekspres.com – Setelah meresmikan Danantara pada Senin (24/2/2025), Presiden Prabowo Subianto kembali membuat sejarah dengan meresmikan bank emas atau bullion bank pada Rabu (26/2/2025).

Peresmian yang dilaksanakan di The Gade Tower, Jakarta Pusat, tepat pukul 14.00. Ini merupakan upaya strategis guna mengoptimalkan cadangan emas nasional dan mendukung transformasi industri emas di Indonesia.

Bank emas berfungsi sebagai tempat penyimpanan emas hasil tambang dalam negeri, sebelum diekspor ke luar negeri.

Langkah ini sangat penting mengingat emas yang ditambang Indonesia selama ini belum memiliki fasilitas penyimpanan yang memadai, sehingga banyak emas domestik mengalir keluar negeri.

Dengan hadirnya bank emas, diharapkan aliran emas yang dihasilkan dapat terjaga dan memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional.

Menteri BUMN, Erick Thohir, menegaskan bahwa keberadaan bank emas ini tidak hanya mendukung perluasan produksi emas domestik, tetapi juga sejalan dengan data cadangan emas nasional.

Meskipun Indonesia memiliki cadangan emas sekitar 2.600 ton—menempati peringkat ke-6 dunia—cadangan batangan masih terbatas, yakni hanya 78,3 ton, dibandingkan dengan Amerika yang memiliki hampir 8.000 ton.

Bank emas diharapkan mampu mengelola dan menjaga emas hasil tambang agar tidak langsung diekspor, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah bagi industri nasional.

Kebijakan strategis ini juga mendapatkan dukungan dari OJK. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) telah memperoleh izin usaha bullion pada 12 Februari 2025, dan PT Pegadaian (Persero) sejak 23 Desember 2024.

Selain itu, POJK Nomor 17 Tahun 2024 mengatur kegiatan usaha bullion, termasuk simpanan, pembiayaan, perdagangan, dan penitipan emas oleh lembaga jasa keuangan.

Langkah peresmian bank emas ini merupakan bagian dari misi hilirisasi yang dicanangkan kabinet Merah Putih, guna memperkuat industri emas nasional sekaligus mengoptimalkan pengelolaan cadangan emas Indonesia.