Sains, Sultengekspress.com – Jam Kiamat atau Doomsday Clock kembali disetel ulang menjadi 89 detik menuju tengah malam pada 28 Januari 2025.

Jam ikonik yang dikelola oleh Bulletin of The Atomic Scientist ini menjadi simbol peringatan akan kemungkinan terjadinya bencana global yang disebabkan oleh manusia.

Dilansir dari CBS News, penyetelan ulang ini adalah yang paling dekat dengan “Hari Kiamat” sejak jam tersebut dibuat pada tahun 1947.

Rekor sebelumnya adalah 90 detik menuju tengah malam yang terjadi pada 2023 dan 2024, akibat invasi Rusia ke Ukraina dan risiko peningkatan eskalasi nuklir.

Faktor Penyebab Penyetelan Jam Kiamat
Tiga faktor utama yang mendorong penyetelan jam menjadi 89 detik menuju tengah malam adalah risiko nuklir, perubahan iklim, dan kemajuan teknologi yang “mengganggu” seperti kecerdasan buatan (AI).

Ketua Dewan Sains dan Keamanan Bulletin, Daniel Holz, menyatakan dalam konferensi pers bahwa kurangnya kemajuan positif pada tantangan global menjadi alasan utama.

Negara-negara dengan senjata nuklir terus menginvestasikan ratusan miliar dolar untuk memperkuat armada persenjataan mereka. Sementara itu, kemajuan teknologi dalam AI, bioteknologi, dan ruang angkasa telah melampaui regulasi yang seharusnya.

Lebih lanjut, misinformasi, disinformasi, dan teori konspirasi semakin memperburuk situasi dengan merusak ekosistem komunikasi. Mantan Presiden Kolombia dan peraih Nobel Perdamaian, Juan Manuel Santos, menekankan bahwa pergerakan Jam Kiamat hanya bisa dihentikan jika para pemimpin dunia bekerja sama.

Mengenal Jam Kiamat
Jam Kiamat dibuat oleh Bulletin of The Atomic Scientist, sekelompok ilmuwan yang bekerja pada Proyek Manhattan, pengembangan bom atom selama Perang Dunia II.

Dibentuk pada tahun 1947, organisasi ini awalnya fokus pada ancaman nuklir, namun menambah perubahan iklim dalam perhitungannya sejak tahun 2007.

Selama 78 tahun terakhir, jam ini menjadi alat retorika yang penting untuk mengingatkan kita mengenai kerentanan planet ini, meskipun tidak sepenuhnya dapat menentukan kapan terjadinya bencana.